Blog ASMAT SIAGIAN

Blog Asmat Siagian berisi tentang pribadi, hobby, keluarga, pandangan/pendapat juga tulisan-tulisan berbagai hal. Terutama tulisan-tulisan tentang adat istiadat Batak khususnya adat Sidippuan yang disajikan secara sederhana diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Rabu, 16 Maret 2011

ISTILAH DAN UNGKAPAN BATAK ANGKOLA

Dilihat dari segi Falsafah Dalihan Na Tolu, hubungan kekeluargaan Etnik Angkola dibagi kepada: 1. Mora, yaitu pihak keluarga pemberi boru. Mora ini mendapat posisi didahulukan, karena pihak Mora dalam hubungan kekeluargaan memiliki posisi yang sangat dihormati, di samping raja-raja maupun Pemangku Adat; 2. Kahanggi, yaitu keluarga yang mempunyai hajatan atau Horja adat, termasuk di dalamnya Suhut selaku Tuan Rumah; 3. Anak Boru, yaitu pihak keluarga pemberian Boru (pangalehenan Boru).

Di dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan adat, masing-masing unsur Dalihan Na Tolu tersebut masih mempunyai teman kelompok (sajuguan) seperti Mora dengan Mora ni Mora (biasa juga disebut Hula Dongan, Kahanggi/Suhut dengan Pareban (saudara/keluarga sepengambilan), dan Anak Boru bersama dengan Anak Borunya yaitu Pisang Raut yang sering juga disebut Piso Pangarit.

Berbagai istilah tutur dalam Adat Batak.
Angkola, yaitu:
(1) angkang/abang, (kakak laki2 atau kakak perempuan)
(2) iboto/ito, (saudara sedarah yang berlainan jenis kelamin)
(3) amang (ayah)
(4) inang (ibu)
(5) nantulang (istri saudara laki-laki dari ibu)
(6) tulang (saudara laki-laki dari ibu )
(7) ompung bayo,(kakek/nenek dari pihak ibu)
(8) ompung suhut," (kakek / nenek dari pihak ayah)
(9) uda ‘(adik laki-laki ayah),
(10) nanguda (istri uda)
(11) babere/bere (kemanakan / anak dari saudara perempuan dari pihak ayah / menantu)
(12) namboru (saudara perempuan dari ayah),
(13) amang boru (suami namboru),
(14) eda (ipar perempuan)
(15) tunggane,
(16) lae (panggilan laki laki terhadap ipar laki-laki),
(17) anak namboru, ( anak laki laki dari namboru)
(18) tulang poso, (anak dari saudara laki laki dari istri)
19) aya poso, (pangilan istri terhadap anak laki laki dari saudaranya laki laki)
(20) bujing (adik ibu)
(21) boru (anak perempuan),
(22) amang (anak laki-laki / atau ayah ),
(23) parumaen (istri anak laki-laki atau anak perempuan dari saudara laki-laki istri),
(24) ipar (saudara laki-laki istri),
(25) anggi (adik),
(26) pariban (sepengambilan),
(27) pahompu (cucu)
(28) amang tobang, (abang dari ayah ataupun panggilan untuk kakek ayah)
(29) inang tobang. (istri amang tobang)
Rajananmi atau Janami, ialah sebutan anakboru kepada moranya.
Na mora na toras, ialah kahanggi dari Raja pendiri huta/kampung.
Kahanggi hombar suhut, ialah mereka yang tulang mereka berpareban
Tulang, ialah saudara laki-laki ibu
Nantulang, ialah istri tulang.
Namboru, ialah saudara perempuan ayah.
Amangboru, ialah suami namboru.
Ipar, ialah sapaan seorang laki-laki kepada suami saudara perempuannya, atau ibotonya.
Tunggane/Lae, ialah sapaan seorang laki-laki kepada saudara laki-laki istrinya, atau ibotonya
Pareban, ialah sapaan seorang laki-laki kepada laki-laki lain yang istri mereka bersaudara atau seayah/seibu.
Ompung Bayo, ialah istri tunggane, atau lae.
Bayo, ialah istri dari adik kandung sendiri.
Babere, ialah anak laki-laki dari saudara perempuan, atau iboto.
Parumaen atau maen, ialah anak perempuan tunggane, atau lae.
Tulang na Poso, ialah anak laki-laki tunggane.
Pisang Raut, ialah boru dari saudara perempuan, atau iboto.
Rompak tutur, ialah anak laki-laki yang menikah dengan anak gadis dari anakborunya.
Babere Pisang Raut, ialah anak laki-laki dari anakborunya.
Pareban Pamore, ialah anak laki-laki dari kahanggi sepengambilan, atau hombar suhut.

babiat di harbangan, gompul di alaman.
Anak sipajoloon nara tu jolo.

Nilai Kehidupan (Ruhut-ruhut Ni Parngoluon)

somba marmora, manat markahanggi, elek maranak boru.

Mora adalah kelompok yang sangat dihormati. Dalam bahasa adat disebut “Dijujung do i tuana didege-dege tilakona”.

holong menjalahi domu dan domu menjalahi holong yang bermakna kasih sayang akan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dan sebaliknya, rasa persatuan dan kesatuan akan menumbuhkan kasih sayang.
Mago pahat mago kuhuran Di toru ni jabi-jabi
Mago adat tulus aturan Anggo dung mardomu tahi
"Ompunta naparjolomartungkot salagunde. Adat napinungka ni naparjolo sipaihut-ihut on ni na parpudi"

ingkon songon poting, lam marisi lam so marsoara:
Somba marhula-hula, manat mardongan tubu,
elek marboru. Angka na so somba marhula-hula
siraraonma gadongna, molo so Manat
mardongan tubu, natajom ma adopanna, jala
molo so elek marboru, andurabionma
tarusanna.
Habang binsusur martolutolu, Malo martutur padenggan ngolu.
Artinya: Kebijaksanaan menghadapi ketiga unsur Dalihan Na Tolu akan memperbaiki
penghidupan.
Habang sihurhur songgop tu bosar, Na so malo martutur ingkon maos hona osar.
Artinya: Kebodohan, kelalaian, dan keserakahan dalam menghadapi ketiga unsur Dalihan Na Tolu akan membuat orang tergeser-geser. Maksud "tergeser-geser" ialah terpaksa berpindah- pindah tempat, karena tak disukai orang, akibatnya melarat.
molo naeng ho sanggap, manat ma ho mardongan tubu. Artinya, Jika kamu ingin menjadi orang terhormat, berhati-hatilah dan cermat dalam bergaul dengan dongan sabutuha (teman semarga).

Tubu simarimbalo dilambung simarhalosi. Tongka do siripe manjalo na so umboto mamalosi yang artinya, adalah pantang hanya tahu menerima dan tidak tahu membalas.
Dalihan Na Tolu yaitu, somba marmora, manta- manat markahanggi, elek maranak boru,

Partuturon adalah yang menentukan jarak jauhnya hubungan darah, kekeluargaan ataupun perkerabatan antara seseorang dengan yang lainnya atau antargolongan/kelompok masyarakat lainnya.

pamuro so mantat sior, parmahan so mantat batahi, si tiop dasing pamonoran, tu ginjang so ra mungkit-tu toru so ra monggal, gambaran dari satu pribadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

Salak-salak Sibakkua
Dipangan sada mangido dua
lomlom kulitna lomlom batuna
Imada salak Sibakkua...

Disalin dari berbagai sumber ...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar