Blog ASMAT SIAGIAN

Blog Asmat Siagian berisi tentang pribadi, hobby, keluarga, pandangan/pendapat juga tulisan-tulisan berbagai hal. Terutama tulisan-tulisan tentang adat istiadat Batak khususnya adat Sidippuan yang disajikan secara sederhana diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Kamis, 30 Desember 2010

Selasa, 28 Desember 2010

Anakku Na Burju

Lagu Batak Populer .....untuk anak-anakku tersayang :

JOGI ASMERLI SIAGIAN
JAPANIGOR ASMERLI SIAGIAN


Anakku Na Burju

Anakku na Burju, anak hasianku, anakku na lagu
Ingot do ho amang diangka poda ni
na tua - tua mi
dung hu paborhat ho namar sikolai
tu luat na daoi amang
benget doho amang benget doho
manaon na dangoli
Molo hu ingot do, sude tahe amang
pangalahon na salpu i
sipata lomos do natua-tuaon di sihabunian i
hutangiangkon do mancai gomos amang
anggiat muba rohami
di jalo do amang, dijalo do
tangiang ki amang
Reff:
Ipe amang hasianku, anakku na burju
pagomos ma, tangiang mi tu mula jadi na bolon ni
anggiat ma ture sude hamu pinoppar hi amang
mar si amin - aminan, mar situkkol-tukkolan
songon suhat di robean i
Dung lam dao amang pangarattoan mi
anakku na lagu, di haburjohaon ho doi sude amang
di tano si leban ni
mauliate ma tadok tu Tuhan I dinang di jalo mi amang
jumpang mu do amang, jumpang mu do
na ni jalohon mi

terjemahan bahasa Indonesia :

Anakku yang baik
Anakku yang baik, anakku tersayang, anakku yang berbudi
kau selalu ingat nasehat orang tuamu
setelah kau kuberangkatkan menuntut ilmu
ke negeri jauh
kau tabah, sabar menempuh penderitaan
Kalau ku ingat semuanya
kelakukuanmu pada masa lampau
terkadang aku khawatir
ku berdoa sungguh-sungguh agar kau berubah
dan Tuhan mendengar doaku
Oleh karena itu anakku
tekunlah berdoa, tetaplah berdoa kepada Tuhan
agar kamu semua keturunanku
rukun-rukun seperti keladi di lereng gunung
Semakin jauh perantauanmu anakku
kau harus baik-baik di negeri asing
syukur kepada Tuhan atas segala yang kau dapat
kau akan mencapai seluruh cita-citamu.

UNEG-UNEG

Uneg-uneg
Setiap orang mempunyai perasaan yang tidak terungkapkan dengan jelas yang sering disebut uneg-uneg (grundelan, keluhan atau apapun persamaan dari kata uneg-uneg ini). Timbulnya uneg-uneg sering disebabkan rasa ketidak puasan terhadap satu atau beberapa hal dan keadaan. Uneg-uneg biasanya tidak dapat terdiskripsikan dengan baik, bahkan bisa juga motivasi timbulnya uneg-uneg juga berkaitan dengan situasi perasaan saat itu.

Uneg-Uneg
Setiap orang pernah bahkan sering kali memiliki uneg-uneg tentang berbagai hal. Seringkali uneg-uneg ini tidak dapat terdiskripsikan dengan baik karena pengaruh kondisi emosi ketika mengalami suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan ataupun keinginan kita. Uneg-uneg juga bisa menyangkut hal-hal sepele seperti omongan orang lain, gurauan, situasi yang dialami sesaat dan macam-macam hal lain yang sering menimbulkan uneg-uneg, bahkan bisa juga menyangkut hal-hal yang harus dihadapi sehari-hari seperti jalanan yang selalu macet, berbagai tarif yang terus-menerus naik, susahnya mengurus sekolah anak atau apapun yang dihadapi setiap hari.

Uneg-uneg sebagai warga lingkungan RT, RW, Keluharan sampai menjadi Warga Kota setiap saat muncul. Rasa ketidakpuasan terhadap berbagai hal sudah lumrah karena memang tidak semua harus sesuai dengan keinginan kita. Namun apabila dipikirkan lebih dalam lagi timbulnya uneg-uneg ini juga disebabkan lingkungan masyarakat dan tata kehidupan yang serba kacau, amburadul dan kondisi serba ketidak jelasan. Berapa banyak uneg-uneg yang kita tumbuk setiap hari ?

Bangun pagi....sebagian dari kita mungkin sudah menyimpan ribuan uneg-uneg, mulai dari tingginya biaya rumah tangga, biaya sekolah anak, kondisi rumah bahkan memikirkan sulitnya sarana transportasi bagi semua anggota keluarga untuk memulai aktivitas masing-masing. Begitu keluar rumah sudah dihadapkan dengan kondisi jalan yang berlubang, becek dan bagi warga komplek perumahan mungkin begitu sebelnya menghadapi polisi tidur (penghalang jalan) yang tidak beraturan dan seenak pembuatnya sendiri. Dijalanan bagi yang hidup dikota akan dihadapkan dengan kemacetan lalu lintas, sikap pengguna jalan yang seenaknya sendiri sehingga seringkali makian dan ocehan yang tidak pantaspun sering kali terdengan dijalanan.

Ditempat aktivitas...dikantor, sekolah, dipasar, dimanapun mungkin segudang uneg-unegpun akan muncul. Memang bagi sebagian orang uneg-uneg itu hanya sambil lalu saja, namun bagi sebagian lain bisa jadi menjadi beban fikiran dan perasaan bahkan bisa jadi menjadi beban seumur hidup.

Saat ini....seperti biasa menjelang awal tahun ajaran baru, sebagian besar memiliki uneg-uneg tentang sulitnya mencari sekolah, mahalnya biaya pendidikan, mahalnya harga perlengkapan sekolah sampai kepada sistem pendidikan yang terlihat rapih namun didalamnya ada aroma amburadul. Duh.......bagi sebagian orang tua bahkan mungkin anak didik itu sendiri sungguh menjadi sesuatu yang harus dijalani tanpa ada pilihan alternatif lain. Seiiring dengan tahun ajaran baru....berbagai layanan umum pun berencana atau berancang-ancang menaikkan berbagai tarif seperti listrik, air, gas, berbagai jenis pajak dan retribusi bahkan sampai pencabutan berbagai subsidi tanpa adanya perbaikan pelayanan. Masyarakat seolah-olah hanyalah konsumen yang harus menerima apapun yang sudah diputuskan oleh pengambil keputusan.

Mungkin .....bagi yang mengalami semua ini akan merasakan susahnya hidup di Negara yang konon katanya Gemah Rimah Lok Jinawi. Masihkah mereka merasakan arti kemerdekaan, kesejarteraan dan keadilan dalam hidup berbangsa dan bernegara ? atau kalau dihitung berapa besar bagian dari Rakyat negera ini yang setiap hari menghadapi kesulitan demi kesulitan hidup dengan segunung uneg-unegnya ? bahkan akan timbul pertanyaan : Siapa aja sih, sesungguhnya yang merasakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan Negara ini ?
Pertanyaan-pertanyaan inipun akan menimbulkan uneg-uneg baru.....makanya jangan dipikirin.......

Konon katanya pemerintah, wakil rakyat, dan berbagi tokoh masyarakat pun selalu mengklaim memikirkan dan berbuat untuk kesejahteraan Rakyat, akan tetapi keputusan yang diambil, kalau tidak selalu, mungkin, senantiasa hanya menyusahkan Rakyatnya.....apa yang salah ? Semuanya tidak ada yang salah, yang ada hanyalah masyarakat yang penurut yang biar diperlakukan bagaimanapun tetap diam dan menerima apa adanya atau pemerintah, wakil rakyat dan tokoh masyarakat yang cara berfikirnya selalu mencari kesempatan pada kepentingan pribadi dan kelompoknya sehingga tidak perduli lagi dengan berbagai keluhan atau uneg-uneg.

Bagaimana cara mengatasi uneg-uneg atau keluhan yang dari membukit sampai menggunung ? Setiap orang pasti punya caranya masing-masing ada yang melampiaskannya dijalanan, ada yang jadi teroris, bahkan berbagai tindak kejahatan dan bagi sebagian besar mungkin hanya bisa menerima tanpa berbuat apapun atau bahkan tidak memikirkannya sama sekali.

Seandainya semua jenis uneg-uneg sebagai warga negara dan warga masyarakat dikemukakan...bisa menjadi pemicu stress tingkat tinggi....jadi biarkanlah semua uneg-uneg berlalu setiap kali datang dan jangan mencoba memikirkannya.....hidup harus berjalan.
Bagi yang memiliki kesabaran hendaklah selalu meningkatkan kesabarannya dan menjalani semua kehidupan dengan apa adanya serta keikhlasan menjadi hidup ....menyingkirkan uneg-uneg setiap kali datang tanpa emosi....bagai sebatang pohon kayu lapuk yang diombang-ambingkan arus banjir bahkan sunami tidak pernah mengeluh dan tidak pernah protes....!!! Sayang manusia bukanlah kayu lapuk....mereka punya jiwa, perasaan dan akal fikiran

Jumat, 10 Desember 2010

KOPRUPSI "YES OR NO"

KORUPSI
oleh Asmat Siagian pada 10 Desember 2010 jam 15:45

Korupsi sudah menjadi penyakit akut dan mengerogoti semua sendi kehidupan bangsa. Perilaku korupsi seperti sogok/suap, manipulasi, penyelewengan atas kewenangan dan kekuasaan dan berbagai tindak korupsi lainnya "seolah-olah" sudah mendarah daging. Moduspun sangat beragam dari jajaran yang paling tinggi sampai paling rendah dan hampir semua lembaga-lembaga negara tidak ada yang bersih dari korupsi. Separah itu kah ? mungkin ya dan mungkin tidak tergantung siapa yang menjawab dan siapa yang melihat dan merasakannya. Data perilaku korupsipun mungkin sudah tidak bisa dipercaya karena termasuk dalam area yang terkorupsi.

Di awal era ferormasi sebagian besar masyarakat berharap menjadi titik bangkit kehidupan bangsa berbagai perangkat itu membersihkan korupsi dibuat dan dibentuk. MPR yang notabenenya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang tertinggi mengeluarkan Ketetapan-Ketetapan MPR sebagai modal awal membersihkan perilaku korupsi dan para koruptor dari muka bumi Indonesia. Pembentukan perangkat negara seperti Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK), Pengadilan Tipikor dan reformasi dibidang ketata negaraan dan perangkat-perangkat negara sudah dilakukan. Kini sudah hampir 12 Tahun reformasi hasil yang dicapai belum bisa menekan apalagi mengurangi perilaku korupsi dan para koruptor.

Sengaja saya mengungkapkan perilaku korupsi karena saya menganggap itu dapat dilakukan segenap masyarakat dan tidak terbatas hanya pada penyelenggara negara. Dan koruptor tidak hanya terbatas pada pelaku dan orang yang menjadi pelaku termasuk sistem, peraturan dan instansi/lembaga yang bisa dinalogikan sebagai pelaku. Uraian dan analisis tentang kata dan bahasa abaikan dulu saja terserah pendapat masing-masing aja.

Begitu parahkah atau begitu kuatnya para koruptor sehingga apapun yang dilakukan tidak membuat jera pelaku dan bahkan semakin menyuburkan praktek korupsi ? atau semua perangkat yang dibuat hanya kamuflase sehingga tidak efektif untuk mengurangi dan melenyapkan perilaku dan para koruptor dari muka Bumi Indonesia tercinta ini ? Banyak sekali pertanyaan yang membuat saya juga mungkin orang selain saya juga bingung bahkan sampai pada tahap apatis bicara masalah pembrantasan korupsi. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu sudah mengeluarkan pendapat dan pemikirannya untuk menangani korupsi. Namun kepuasan terhadap pencapaian Bangsa ini terhadap pemberantasan korupsi masih rendah setidak-tidaknya menurut saya.

Tapi sesungguhnya pertanyaan yang paling mengganjal adalah maukah bangsa ini benar-benar membebaskan Indonesia dari perilaku korupsi dan jeratan para koruptor ? Saya katakan bangsa karena harus menyangkut semua elemen kenegaraan Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan semua rakyat Indonesia.

Jika jawabannya ”mau dan ya” yang sesungguhnya bukan sekedar basa-basi penghias bibir, saya yakin membrantas korupsi adalah pekerjaan mudah, mungkin tidak perlu waktu yang lama. Semua komponen akan bahu-membahu mewujudkannya, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Cukup sederhana, tidak memerlukan biaya tinggi, banyak perangkat, banyak undang-undang dan peraturan.

Jika jawabannya ”tidak” benar-benar tidak mau, saya yakin Indonesia juga akan bebas dari Korupsi. Karena yakin akan ada orang atau kelompok orang yang muak bahkan muntah melihat perilaku korupsi dan para koruptor yang akan berbuat nekat bahkan ekstrim yang juga akan membuat ciutnya nyali para koruptor.

Yang menjadi permasalah kalau jawaban selalu diantara ”ya dan tidak” korupsi akan semakin mengakar, bertangkai, beranting, berdaun, berbuah dan beranak seperti kondisi saat ini. Dan ini tercermin dari perilaku sehari-hari kebanyakan masyarakat, dimana kemunafikan sudah bagian dari gaya hidup.

Dan sesungguhnya siapa sih yang mau membrantas korupsi ? bukankah korupsi juga bagian dari gaya hidup, semakin korup semakin terhormat. Hiduplah para koruptor semoga anda sekalian, tambah jaya ...... dan memberikan kesempatan pada yang lain demi pertumbuhan dan kesuburan dunia perkorupsian.

Rabu, 24 November 2010

TOR SISADA-SADA

Tor Sisada-sada (bukit Sisada-sada) adalah tor yang terletak dipinggiran huta Sigiring-giring dan Kampung Kelapa di Padang Sidempuan. Untuk menuju ke Tor Sisada-sada dari Jalan Merdeka, dapat ditempuh melewati jalan (gang PMD) terus menyusuri jalan setapak melewati pemakaman umum, pematang sawah. Ada juga Parpocalan, tempat makan Wak Gareng yang menyediakan pecal, tahu kuah, gorengan yang biasanya digunakan muda-mudi untuk makan-makan.

Tor ini sebelum tahun sembilan puluhan, biasanya dimanfaatkan masyarakat sekitarnya untuk berekreasi. Terutama muda-mudi, hampir setiap hari tor ini tidak pernah sepi sehingga banyak warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman untuk orang yang berekreasi. Tempat inipun menjadi tempat rekreasi yang murah, mudah dijangkau dan memiliki pemandangan yang indah karena dikeliling oleh hamparan persawahan yang luas.

Kearah timur selatan tor sisada-sada, mengalir aek Rokkare sungai alam yang memiliki bebatuan, lekuk sungai yang indah dan lubuk-lubuk yang biasa dijadikan tempat mandi. Aek Rokkare sebenarnya tidak kalah pengunjungnya dengan Tor Sisada-sada. Terutama menjelang bulan Puasa Ramadhan Aek Rokkare selain Aek Sijorni dan Parsariran, banyak dijadikan masyarakat untuk melaksanakan tradisi Marpangir (tradisi mandi di Sungai menggunakan Pangir sebelum memasuki bulan Puasa Ramadhan).

Tor Sisada-sada mungkin banyak meninggalkan kenangan bagi masyarakat, namun hal itu saat ini hanya tinggal kenangan. Tor yang merupakan anugrah alam sudah rata dengan tanah akibat ulah manusia. Tor Sisada-sada kinipun tinggal nama karena Tor ini sudah diratakan, tanahnya digunakan untuk kebutuhan tanah urugan, atas nama pembangunan.

Sebait yang tersisa……

HOHOMMU

Adong nasolot di ate-ate, arti ni hohommu
Dihatiha rap hita mardalan, di gadu ni saba i

Rap ma hita manaek tu tor sisada-sada
Ditonga-tonga saba bolak di topi ni huta
Mardalan rap marsitoguan, tangan marsigoloman
Rap rim dihangoluan, satahi diparripean.

Juguk ma hita di toru sopo i
Sopo martangga dua, martarup ri
Leng huida ma hohom mi
Naso hubo mangartihon i

Huboto ho siboru parholong
Sijeges hora, sidenggan pangalaho
Rap hita nian namaniop holong,
Aso denggan hita, marpangalaho

Madung matobang hita sannari
Umur manamba, obuk mabottari
Daganak ta pe madung magodangi
Anggo hohomi leng huida do tiop ari

Hohom diboru parholong
Hohom mi mada na patidahon
Ias ni horamu tu pokat naung baen
Sahangaloan, saparripen hap marsiholongan

By Bayo Agian Bayo Enggan Bayo Agoan

Rabu, 10 November 2010

Sidippuan (Asmat Siagian Blog): OBAMA

Sidippuan (Asmat Siagian Blog): OBAMA: "Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada tanggal 9 dan 10 Nopember 2010 mendapat berbagai tanggapan dari masyakat di Indonesia. ..."

OBAMA

Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada tanggal 9 dan 10 Nopember 2010 mendapat berbagai tanggapan dari masyakat di Indonesia. Tidak sedikit masyarakat yang menyuarakan penolakan akan tetapi tidak sedikit pula yang menginginkan kedatangannya. Pro dan Kontra tentu mempunyai alasannya masing-masing. Tapi terlepas dari semua itu, toh akhirnya Obama datang ke Indonesia setelah beberapa kali tertunda.

Perbincangan mengenai Obama di Indonesia sangat beragam hal ini terlihat media internet (Twitter, Facebook dan lain sebagainya), semua media elektronika (TV, Radio dll), Surat Khabar (koran) dan bahkan setiap sudut hampir semua orang pemperbincangkan Obama hal ini membuat saya menilai betapa besarnya sosok Obama. Apalagi Obama memiliki hubungan sejarah kehidupan dengan negara Indonesia menurut saya, ini membuat orang Indonesia memeliki ketertarikan dengan sosok Obama.

Saya mulai mengikuti perjalan karier politik Obama melalui berbagai media sejak ia menjadi salah satu kandidat Presiden Amerika Serikat. Ada kekaguman yang luar biasa terhadap tokoh ini, mulai dari pemikiran-pemikirannya, sejarah hidupnya atau apapun yang dijadikan berita tentang Obama, saya tetap melihat dia sebagai sosok yang "Luar Biasa". Cara bicara lugas dan tegas, penampilan bersahaja, cerdas dan masih banyak kelebihan positif yang dapat saya lihat dari seorang Obama.

Sebagai Presiden sebuah negara besar Amerika Serikat, dia tentu harus menjalankan sistem di negaranya dan itu telah dijalankannya dengan baik. Bagaimana dengan kita, seharusnya kita dapat mengambil manfaat dari hubungan kerja sama dengan semua negara termasuk Amerika Serikat. Bagaimana Negara kita melindungi dan memanfaatkan semua kekayaan negara untuk kepentingan rakyat dan negara ini ???

Undang-Undang Dasar Negara Kita mengamanatkan perlindungan dan kesejahteraan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apakah sudah dilaksanakan amanat itu ??? Siapa yang mampu dan harus memikul amanat itu ??? Bagaimana amanat dijalankan ??? Apakah sebagai bangsa kita akan dapat mewujudkan amanat itu ??? Kapan amanat itu akan terwujud ??? seharusnya ini yang dipertanyakan rakyat kepada para pemimpinnya ketika mereka mencalonkan diri jadi Kepala Desa, Bupati/Walikota, Gubernur hingga Presiden sehingga Undang-Undang Dasar Negara tidak hanya berupa buku atau dokumen kelengkapan ketata negaraan tapi dapat menjadi pedoman setiap pemimpin untuk menjalankan tugas kepemimpinannya untuk mencapai cita-cita bangsa ini.

Saya melihat sosok Obama bekerja untuk Amerika Serikat dengan sepenuh hati, memikirkan kepentingan-kepentingan negaranya. Hal inilah yang jarang saya lihat dari sosok pimpinan kita. Bukan kepentingan rakyat dan negara yang difikirkan para pemimpin kita tapi "bagaimana saya dapat berkuasa selama mungkin dengan kekuasaan sebesar mungkin" agar dapat menumpuk kekayaan sebanyak mungkin.

Mudah-mudahan penglihatan saya ini salah dan saya berharap salah, semoga masih banyak pemimpin di Negara ini yang memikirkan negara dan bangsa ini. Kedatangan Obama saat kita merayakan Hari Pahlawan, saya masih berharap munculnya pahlawan baru yang dapat menghantarkan bangsa ini menuju bangsa besar, sejahtera, adil dan makmur. Semoga.......Amin !!!!

Selasa, 17 Agustus 2010

Negeri Acakadul, Mempertahankan Kedaulatan Negara Dengan Pisau Dapur

Judul tulisan ini jadi panjang karena merupakan dua rangkaian yang berbeda, berasal dari istilah yang saya tangkap dilayar televisi dan mencoba merangkai menjadi judul. Dua istilah ini sangat menarik perhatian saya, karena mengikutinya dari berita-berita di koran, televisi, internet dan jejaring sosial yang ada. Sangat banyak diperbincangkan, dibahas dibeberapa wawancara dan diskusi. Saya hanya ini merangkai kejadian-kejadian di negara kita yang menurut saya terkadang ada benarnya, memprihatinkan, bahkan terasa aneh dan tak sepatutnya terjadi di Negara yang Berdaulat, Gemah Rimah Loh Jinawi.

Negeri Acak adul saya tangkap dari pernyataan salah satu tokoh nasional yang juga sebagai seorang Ketua Partai Politik yang besar di Negeri ini. Tokoh yang sangat populer dan pernah memimpin negeri ini. Saya mencermati uraian-uraian beliau atau pendapat berbagai tokoh lain tentang pendapat beliau dan saya banyak menemukan kebenaran tentang kondisi saat ini. Permasalah yang disampaikan mulai dari pengelolaan negara sampai hal-hal kebijakan pemerintah dengan contoh mulai dari kenaikan harga barang-barang sampai ke derita tabung gas bersubsidi.

Mempertahankan kedaulatan negara dengan pisau dapur saya tangkap dari perbincangan disalah satu televisi swasta yang antara lain nara sumbernya adalah pejabat pemerintah, mantan Panglima TNI, anggota DPR dan nara sumber lain yang berkaitan dengan masalah tapal batas negara. Dari gencarnya pemberitaan penangkapan petugas DKP oleh Polis Diraja Malaysia sampai ada istilah yang menurut saya sangat menyakitkan didengar sebagai anak bangsa antara lain Petugas DKP mempertahankan kedaulatan negara dengan pisau dapur dan Petugas Negara dibarter (tukar) dengan para pencuri ikan dari Malaysia. Lagi-lagi itu menurut saya banyak benarnya dan itulah fakta yang terjadi di negara kita.

Kaitan dengan dua kejadian diatas secara langsung memang dua hal yang berbeda. Namun sebagai anggota masyarakat Indonesia saat ini yang menggemari salah satu produk humor di televisi yang berjudul Overa Van Java saya mencoba menarik benang merah (lagi-lagi minjam istilah Overa Van Java). Apakah petugas DKP mempertahankan kedaulatan negara dengan pisau dapur, akibat pengelolaan negara yang acak adul atau memang karena negeri kita acak adul kita tidak bisa menempat sesuatu dengan tepat dan benar, sehingga semua instansi berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi atau memang kita yang salah mengambil kebijakan tentang pengawasan sumberdaya perikanan.

Peristiwa ini terjadi menjelang negara kita merayakan HUT Kemerdekaan ke-65, sehingga sedikit atau banyak akan mempengaruhi alam berfikir kita tentang arti negara merdeka yang kita miliki. Statement Menteri di awal dan informasi yang kita dapat diawal kejadian membuat saya sebagai anak bangsa merasa marah besar. Bagaimana tidak, petugas negara ditangkap diperairan negara kita, akibat menangkap pencuri ikan dari negara tetangga kita dan mungkin semua orang yang masih memiliki jiwa kebangsaan akan berperasaan sama. Akan tetapi begitu saya mengikuti berbagai berita melalui berbagai media dan menghubungkan dengan istilah negeri acak adul, rasa marah saya sedikit berkurang dan mulai menyadari kelemahan-kelemahan pengelolaan negara kita.

Apa saja kelemahan pengelolaan negara kita yang tercinta ini ??? hal ini terpifikir saat asyik menonton OVJ sambil menunggu jeda iklan pindah channel TV, ada lagi berita yang menurut saya aneh tapi bayak kejadian yang mirip yaitu ormas pemuda melakukan sweeping terhadap warga yang tidak mengibarkan bendera merah putih, memaksa warga melakukan pengibaran bendera dan melakukan upacara. Hmmmm..............ANEH bukan ???? disaat banyak pengelola negara tidak perduli arti kedaulatan, ada gerombolan orang yang menurut saya tidak berhak melakukan tindakan penegakan hukum, melakukan tindakan pemaksaan kehendak terhadap orang lain dinegara merdeka ini (atas nama apapun,... bukankah hal ini memang biasa dan banyak terjadi di negeri acak adul ini ????

Nah....apa pula kaitannya dengan dua berita diatasnya ??? menurut saya ada sedikit kaitannya, yaitu apakah petugas DKP (pengawas perikanan) memiliki hak menangkap warga negara asing ??? apa saja kewenangan yang diberikan kepada petugas pengawas DKP ? Bagaimana kaitan petugas DPK dengan Angkatan Laut ? masih banyak yang belum saya ketahui, yang membuat otak saya berfikirnya tambah acak adul.

Bingung..............??? mungkin bukan saya saja yang bingung hidup di negeri ini, jutaan bahkan mungkin bisa puluhan juta rakyat kita lebih bingung lagi tiap hari disodorkan berbagai persoalan. Dari pada bingung acara seperti OVJ jadi laris manis dari pusing mikir kali ya...??? atau mungkinkah OVJ bisa jadi cerminan kondisi negeri kita tercinta ini ???? kesimpulannya : lagi-lagi OVJ....disana gunung, disini gunung, ditengah-tengah pulau jawa, wayangnya bingung, dalangnya bingung ......semoga kita, tidak jadi bangsa bingung ......Aminnnnnn !!!

Senin, 05 Juli 2010

PODA NA LIMA ( LIMA NASEHAT)

Dalam kehidupan sehari-hari di Tanah Batak ada salah satu pijakan moral yang dinasehatkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya di Tanah Batak. Disekolahpun ketika duduk dibangku sekolah dasar setiap sekolah di Tanah Batak sebagai salah satu ajaran muatan lokal, guru selalu mengajarkan dan mengingatkan kepada murid-muridnya arti pentingnya "Poda Na Lima"

Apa itu Poda Na Lima ? terjemahan bebasnya kurang lebih adalah "Nasehat yang Lima". Poda Na Lima isinya adalah : 1. Paias Rohamu( bersihkan hatimu)
2. Paias Pamatangmu ( bersihkan badan/ragamu )
3. Paias Pah(k)eanmu ( bersihkan pakaianmu )
4. Paias Bagasmu ( bersihkan rumahmu )
5. Paias Pakaranganmu ( bersihkan pekaranganmu )
Secara harfiah bisa ditafsirkan kalau kita harus selalu bersih jiwa, raga, pakaian yg melekat(membungkus) ditubuh, tempat tinggal (keluarga) dan pekarangan (lingkungan tempat kita tinggal).

Paias Rohamu (bersihkan hati/jiwamu) artinya tidak ada kotoran yang melekat dan bisa juga berarti kesucian jiwa dari berbagai sifat dengki (gut-gut), iri dan angkuh/sombong. Memelihara kebersihan dan kesucian jiwa adalah nasehat yang baik agar senantiasa kita selalu menjadikan hubungan Tuhan dengan manusia, hubungan antara manusia dengan manusia, maupun hubungan antara manusia dengan lingkungannya (alam) selalu terpelihara dengan baik secara rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan ummat manusia masa kini maupun dikemudian hari.Sifat dengki, iri dan angkuh adalah sifat yang akan merusak kebersihan dan kesucian jiwa manusia. Sebaliknya ketulusan/keikhlasan, sportifitas dan kesederhanaan akan membawa manusia pada tingkat kemuliannya.

Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu/ragamu) menasehatkan kita selalu memelihara kebersihan badan/raga kita baik secara fisik maupun kebersihan tingkah laku kita dari berbagai perbuatan yang tidak baik. Untuk pembentukan raga yang baik tentu manusia membutuhkan asupan yang baik dan pola hidup yang baik pula. Pamatang (badan/raga) ini bisa diartikan meliputi pemeliharaan yang meliputi seluruh badan/raga juga panca indra yang mendorong manusia untuk berbuat baik atau buruk. Dengan menjaga kebersihan badan/raga manusia akan dapat memelihara tingkah laku dan kesopanan serta dapat menghindari berbagai kerusakan akibat tindakan fisik manusia.

Paias Pahe(k)anmu (bersihkan pakaianmu) menasehatkan kita untuk selalu memelihara kebersihan pakaian baik itu secara fisik berupa pakaian penutup aurat maupun pakaian yang berarti simbol-simbol yang kita kenakan menyertai kehidupan kita seperti marga (keturunan), huta (kampung), adat istiadat dan sebagainya.

Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu) menasehatkan kita senantiasa memelihara kebersihan rumah secara fisik maupun bagas (rumah) yang diartikan keluarga (keturunan) kita. Dalam adat batak bagas (rumah) pengertianya sangatlah luas, karena bagi orang batak bagas tidak hanya sekedar untuk tempat tinggal tapi bisa juga diartikan sappopparan (seketurunan/semarga/sedarah) yang senantiasa setiap orang mempunyai kewajiban menjaga dan memelihara harkat dan martabat keluarga. Bagas bisa juga diartikan keluarga.

Paias Pakaranganmu (bersihkan pekaranganmu) artinya kita harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dimana tempat kita tinggal. Dalam arti sempit pekarangan bisa diartikan pekarangan rumah tapi bisa juga lingkungan dimana kita tinggal (huta). Biasanya dalam satu huta (kampung) terutama ditanah batak sebagian besar yang hidup disatu kampung masih memiliki kekerabatan yang dekat. Pada umumnya dalam satu kampung itu hubungan keluarga selalu ada yang sering disebut sebagai Dalihan Na Tolu yang merupakan tata cara hubungan kekerabatan dalam adat istiadat batak. Pakarangan bisa juga diartikan sebagai Dalihan Na Tolu yaitu Suhut (kahanggi), Anak Boru dohot Morana (hula-hula).

Sungguh sangat bijak apabila nasehat dari para oppu (kakek/nenek) dari orang batak ini dijalankan saat sekarang ini. Dimana sebagian manusia sudah tidak mementingkan kepatutan tingkah laku dan perbuatan dalam menjalankan kehidupan.

Senin, 31 Mei 2010

DALIHAN NA TOLU

Dalihan Na Tolu kalau diterjemahkan secara bebas kedalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya Tungku Api (tempat memasak) yang Tiga. Pada jaman dahulu atau mungkin saat sekarang di perkampungan masih banyak ditemui tungku api yang terbuat dari batu atau yang lainnya yang dipergunakan sehari-hari untuk memasak menggunakan kayu bakar. Pada saat ini mungkin sudah lebih banyak yang menggunakan kompor minyak tanah bahkan kompor gas sebagai alat memasak.

Dalam tradisi Adat Batak Filosofi Dalihan Na Tolu ini sangat penting, bahkan selalu diajarkan secara turun temurun. Dalam tradisi Batak Dalihan Na Tolu dimaksudkan hubungan kekeluargaan yang berlaku bagi semua keluarga Batak yang berarti Suhut (Kahanggi), Anak Boru dohot Morana.

Suhut (kahanggi) adalah pemilik / perawis keluarga dari suatu keluarga sedarah/semarga yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup suatu keluarga. Yang juga berarti penanggung jawab kebutuhan sebuah keluarga. Dalam tradisi keluarga batak, saudara sedarah (semarga) biasanya bekerja sama atau bergotong royong menafkahi dan memenuhi semua kebutuhan keluarga.

Anak Boru adalah anak perempuan sedarah (semarga) disebut juga sebagai Iboto yang menikah dengan marga lain atau suku lainnya. Anak boru ini sering juga sebagai "Si Tamba Na Hurang, Sihorus Na Lobi" yang berarti penambah kekurangan dan mencukupkan kelebihan. Dapat juga diartikan anak boru ini yang bertanggung jawab terhadap pengaturan, pendistribusian segala keperluan keluarga, hal ini akan sangat terlihat didalam pesta adat bahwa anak borulah yang bertanggung jawab dalam memasak, menyajikan (mangoloi) dan mencuci piring (membenahi semua peralatan).

Mora adalah keluarga laki-laki dari "Isteri Suhut" yang dalam adat batak sering juga disebut hula-hula merupakan pihak yang senantiasa harus dihormati dan dijunjung tinggi karena telah memberikan isteri sebagai ibu bagi pewaris keturunan (marga) kepada suhut. Penghormatan terhadap mora (hula-hula) sesuai juga dengan kedudukan didalam keluarga mora yaitu sebagai anak boru.

Hubungan Suhut (kahanggi) dan anak boru sangat dekat saling menyayangi, saling menghormati dan saling membantu dan melindungi karena anak boru (Iboto) merupakan saudara sedarah yang menikah dengan keluarga (marga) lain dan membentuk keluarga baru dan sebagai ibu pewaris bagi marga suaminya.

Kedudukan dan tanggung jawab masing-masing sangat baik dan sangat jelas sehingga apabila dikaitkan dengan Dalihan Na Tolu akan terlihat keharmonisan hubungan setiap keluarga. Dasar dari keharmonisan itu adalah persamaan derajad kemanusiaan, saling membantu dan saling menyayangi sesama. Dalihan na tolu itu akan ada apabila didukung tiga unsur kesamaan dan keselarasan sehingga dapat dipergunakan untuk membentuk keluarga yang kokoh.

Dalam adat Batak yang memiliki tanggung jawab dalam adat yaitu orang yang sudah menikah (dipatobang adat) dan yang belum menikah sering kali disebut sebagai Naposo dan Nauli Bulung didalam pesta adat Naposo dan Nauli Bulung ini sifatnya hanya membantu kelancaran sebuah pesta adat.

Dalihan Na Tolu apabila diurai makna dan filosofinya akan sangat luas, uraian ini hanya sebagian kecil namun apabila prinsip dasar Dalihan Na tolu ini dipegang dan dijalankan setiap keluarga Batak akan tercipta keluarga yang kokoh, saling menopang dan menciptakan generasi penerus yang kokoh dan berkarakter baik.....semoga, Amin !

Rabu, 26 Mei 2010

Sidippuan Nauli

Kota Sidempuan dalam tutur kata penduduk menyebut "Sidippuan", hal ini sering terjadi dalam bahasa Batak dimana bahasa tulisan dengan bahasa tutur sangat berbeda. Mungkin hal ini karena kebiasaan atau mungkin bahasa tulis seringkali terpengaruh dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.

Sidippuan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara seringkali disebut sebagai Akkola (Angkola) dan sebagian penduduk lebih suka disebut sebagai Batak Akkola (Angkola)yang merupakan bagian dari Suku Batak.

Suku Batak dibagi dalam beberapa sub Suku antara lain : Toba, Akkola, Mandailing, Karo, Dairi, Simalungun dan lain sebagainya. Setiap sub suku ini memiliki kekhususannya masing-masing yang membedakan satu dengan lainnya. Hal yang membedakan antara lain dari bahasa dan logat bahasa yang berbeda, pelaksanaan upacara adat, dll. Walaupun perbedaaan antara sub suku tersebut sering kali hanya dalam logat bahasa tutur.

Sidippuan atau masyarakat Sidippuan lebih condong memiliki bahasa tutur yang merupakan campuran antara bahasa batak toba, mandailing dan bahasa pesisir (sibolga)karena secara geografis Sidippuan berbatasan dengan daerah tersebut dan penduduknya campuran dari berbagai sub suku yang ada di Sumatera Utara.

Potensi Sidippuan sangat besar dibidang perekonomian, pertambangan, perkebunan, peternakan dan perikanan dan sektor-sektor lainnya seperti budaya dan pariwisata.
Pembangunan diberbagai sektor ini pun terus berjalan.

Banyak hal menarik tentang Sidippuan yang sering dijuluki sebagai Kota Salak yang dialiri sungai Aek Batang Ayumi, Aek Saguppal Bonang, Aek Rokkare dan Aek Sibottar ini. Sebagai yang mengaku halak Sidippuan Nauli ....yang sudah lama meninggalkan kotaku tercinta .... saya masih memiliki berjuta kenangan yang indah dikota ini. Kenangan masa kecil dan masa remaja yang indah....

Minggu, 23 Mei 2010

MARGAKU

Asmat "(Siagian)" ....itu yang tertulis di semua dokumen, mulai dari lahir mungkin nanti sampai ajal. Siagian marga yang didapat dari orang tua, kakek dan seterusnya. Asal usulnya ada dalam tarombo orang batak, walaupun sampai saat itu belum pernah kulihat bentuk tarombo margaku itu.

Memang orang tua, nenek pernah sekilas bercerita tentang asal usul margaku waktu masih kecil tapi saat ini ingatan tentang marga hanya sepotong-sepotong. Setelah memiliki keturunan keinginan untuk menceritakan ke anak-anak (bahkan cucu nantinya) mulai muncul dan keinginan itu semakin besar seiring dengan perkembangan anak-anak.

Apa buktinya kita sebagai orang Batak ? apakah hanya sebatas marga ? tentu menurut pemikikanku hal itu tidak cukup. Batak itu sebagai salah Satu Suku Bangsa yang besar di Indonesia bahkan mungkin di Dunia memerlukan pengetahuan yang memadai tentang Batak yang meliputi aspek Silsilah (asal-usul), Adat Istiadat, Keberagaman marga dan hubungan antar marga dan perkembangan keturunan marga itu sendiri. Dan mungkin masih banyak lagi yang harus diketahui dan dipelajari lebih dalam agar sebagai generasi penerus orang tua kita juga bisa mewariskannya ke anak dan cucu kita kelak.

Di-era Globalisasi informasi saat itu, hal kehilangan informasi seharusnya tidak boleh terjadi, sedikit demi sedikit pengetahuan tentang "MARGA" dan "Batak" itu mulai mudah didapatkan.

Beragam perkumpulan (Parsadaan Halak Batak) mulai bermunculan, bahkan di dunia maya sudah banyak sekali perkumpulan. Segala informasi bisa dan mudah didapatkan, namun informasi yang akurat dari para pengetua adat masih sedikit sekali. Sudah saatnya para Generasi Muda "Batak" menggali semua peninggalan budaya kita dan membukukan semua hal tentang "Batak dan Marga" agar generasi yang akan datang dapat mengetahui akar budayanya.

Dengan mengetahui berbagai hal tentang "Marga"-nya, generasi batak selanjutnya akan menjadi generasi Batak yang memiliki karakter "Kebatakannya". Dengan segala kekurangan dan kelebihannya aliran darah "Batak" terus akan membentuk watak / karakter generasi batak yang kuat dan dapat bersaing di tingkat Nasional, Regional bahkan Internasional. ...........Semoga !!!!

Selasa, 18 Mei 2010

SIBANGKUA


Desa sibangkua terletak di Kecamatan Padang Sidempuan Barat, denganjarak 12 km dari pusat kota Padang Sidempuan. Penghasilan utama penduduk sebagai perkebun salak disamping ada juga lahan sawah, perkebunan karet, kopi dll. Desa ini menjadi stategis karena menghubungkan dan jalan lintas Barat menuju Kota Sibolga, Tarutung sedangkan dari arah Sibolga merukan lintas ke kota Panyabunga, Kotanopan, Bukit Tinggi dan kearah Sipirok, Padang Lawas, Pekan Baru.
Letak desa di dataran tinggi menjadikan desa ini, memiliki iklim yg sejuk bahkan cenderung dingin.

Perintis adanya desa Sibangkua yg didominasi bermarga Siagian, menjadikan penduduk desa kebanyakan bermarga Siagian. Desa yang masih mempertahankan trasisi Batak Dalihan Na Tolu ( Kahanggi, Anak Boru dohot Mora ) sangat dijunjung tinggi. Termasuk upacara-upacara adat seperti Marhorja, Manortor sampai saat ini masih dipertahankan sesuai dengan adat dan tradisi yang telah turun temurun dilaksakan.

Perkembangan penduduk yang begitu pesat, atau akibat lain membuat sebagian warganya pindah atau merantau ke Desa Lain atau bahkan merantau ke berbagai penjuru Tanah Air bahkan ke Negara Lain. Halak Sibangkua yang ada di perantauan cukup besar jumlahnya, baik itu melanjutkan pendidikan ataupun pindah menetap.

Sebagai Tano Hatubuan Sibangkua sangatlah dirindukan warganya yang merantau. Dan tak mengherankan di tempat perantauanpun masyarakat dari Sibangkua senantiasa menjalin komunikasi, silaturrahmi dengan sesamanya dengan membentuk Perkumpulan Halak Sibangkua.

Kamis, 13 Mei 2010

Salak Sibakkua

Salak Sibakkua dipangan sada mangido dua.....ima najot-jot binege, hata tu salak sibakkua. Salak Sibakkua tarjamita do tu huta na lain. Salak sian Sibakkua adong rasa na khusus kandungan aek na bahat dungi rasona pe marragam-ragam do, adong na manis, asom bahkan sapot.

Pangalaman sian menek, hami namarsalak adong do sapeto cara mambaen salak sibangkua so umpade. Pengalaman sian amang Alm. Sutan Mara Siagian bope Abang Amir Hot Siagian / Amir Husein Siagian ima nadung mancubona di Sia Marina. Raso ni salak bisa do ummanis dungi umgodong-godang do asal dirawat umpade.

Adong do kekhususan sian salak sibakkua atau pe salak di sidippuan, ima adong warna na bottar, na rara atau pe campuran di nabottar dohot na rara.

Saleleng on, parkobun salak hurang do mangalingin pamaliaroan di kabon salak, ima namambaen salak sibakkua manjadi manurun kualitasnya. Padahal parkobunan salak sibakkua no namanopang ekonomi di huta bahkan bahat do halak sibakkua dadung marhasil pasikolaon anak bope boruna sian panghasilan ni salak sibakkua.


Cara papadehon mutu di salak :

1. Bibit na sian salak namanis boti godang-godang melalui Anakan (stek)
2. Peremajaan salak danung matobang harana inda produktif be
3. Manapui
4. Bambakkari

Rabu, 12 Mei 2010

Tano Hatubuan

Terlahir di Kota Padang Sidempuan, masa kecil hingga SMP dihabiskan di Padang Sidempuan, SLTA melanjutkan sekolah ke Bogor. Banyak adat istiadat, tarombo, silsilah kekeluargaan yang tidak diketahui.

Selanjutnya bekerja, berkeluarga dan memiliki anak tinggal di rantau, dan jarang sekali memiliki kesempatan untuk pulang kampung. Hidup di rantau serasa tidak lengkap tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang silsilah keluarga, adat istiadat untuk menceritakan ke anak-anakpun tidak bisa.

Keingintahuan itu semakin tinggi ketika berhubungan dengan saudara-saudara sesama perantau. Selama ini memang saya sudah banyak mengikuti parsaddaan halak kita, namun pengetahuan tentang adat istiadat, tarombu, partuturan sangat kurang diantara anggotanya.

Mungkin perlu bagi kita, terutama yang memiliki pengetahuan untuk membagikannya melalui berbagai tulisan atau mengadakan acara parsaadaan samarga, sekampung dlll

Rabu, 24 Februari 2010

sidippuan

Halak sidippuan di ratto atau pe di tano hatubuan.............madung bahat parkumpulan atau pe sarana sosialisasi sesama halak kita. Mudah-mudahan halak kita semakin jaya.