Blog ASMAT SIAGIAN

Blog Asmat Siagian berisi tentang pribadi, hobby, keluarga, pandangan/pendapat juga tulisan-tulisan berbagai hal. Terutama tulisan-tulisan tentang adat istiadat Batak khususnya adat Sidippuan yang disajikan secara sederhana diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Kamis, 30 Desember 2010

Selasa, 28 Desember 2010

Anakku Na Burju

Lagu Batak Populer .....untuk anak-anakku tersayang :

JOGI ASMERLI SIAGIAN
JAPANIGOR ASMERLI SIAGIAN


Anakku Na Burju

Anakku na Burju, anak hasianku, anakku na lagu
Ingot do ho amang diangka poda ni
na tua - tua mi
dung hu paborhat ho namar sikolai
tu luat na daoi amang
benget doho amang benget doho
manaon na dangoli
Molo hu ingot do, sude tahe amang
pangalahon na salpu i
sipata lomos do natua-tuaon di sihabunian i
hutangiangkon do mancai gomos amang
anggiat muba rohami
di jalo do amang, dijalo do
tangiang ki amang
Reff:
Ipe amang hasianku, anakku na burju
pagomos ma, tangiang mi tu mula jadi na bolon ni
anggiat ma ture sude hamu pinoppar hi amang
mar si amin - aminan, mar situkkol-tukkolan
songon suhat di robean i
Dung lam dao amang pangarattoan mi
anakku na lagu, di haburjohaon ho doi sude amang
di tano si leban ni
mauliate ma tadok tu Tuhan I dinang di jalo mi amang
jumpang mu do amang, jumpang mu do
na ni jalohon mi

terjemahan bahasa Indonesia :

Anakku yang baik
Anakku yang baik, anakku tersayang, anakku yang berbudi
kau selalu ingat nasehat orang tuamu
setelah kau kuberangkatkan menuntut ilmu
ke negeri jauh
kau tabah, sabar menempuh penderitaan
Kalau ku ingat semuanya
kelakukuanmu pada masa lampau
terkadang aku khawatir
ku berdoa sungguh-sungguh agar kau berubah
dan Tuhan mendengar doaku
Oleh karena itu anakku
tekunlah berdoa, tetaplah berdoa kepada Tuhan
agar kamu semua keturunanku
rukun-rukun seperti keladi di lereng gunung
Semakin jauh perantauanmu anakku
kau harus baik-baik di negeri asing
syukur kepada Tuhan atas segala yang kau dapat
kau akan mencapai seluruh cita-citamu.

UNEG-UNEG

Uneg-uneg
Setiap orang mempunyai perasaan yang tidak terungkapkan dengan jelas yang sering disebut uneg-uneg (grundelan, keluhan atau apapun persamaan dari kata uneg-uneg ini). Timbulnya uneg-uneg sering disebabkan rasa ketidak puasan terhadap satu atau beberapa hal dan keadaan. Uneg-uneg biasanya tidak dapat terdiskripsikan dengan baik, bahkan bisa juga motivasi timbulnya uneg-uneg juga berkaitan dengan situasi perasaan saat itu.

Uneg-Uneg
Setiap orang pernah bahkan sering kali memiliki uneg-uneg tentang berbagai hal. Seringkali uneg-uneg ini tidak dapat terdiskripsikan dengan baik karena pengaruh kondisi emosi ketika mengalami suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan ataupun keinginan kita. Uneg-uneg juga bisa menyangkut hal-hal sepele seperti omongan orang lain, gurauan, situasi yang dialami sesaat dan macam-macam hal lain yang sering menimbulkan uneg-uneg, bahkan bisa juga menyangkut hal-hal yang harus dihadapi sehari-hari seperti jalanan yang selalu macet, berbagai tarif yang terus-menerus naik, susahnya mengurus sekolah anak atau apapun yang dihadapi setiap hari.

Uneg-uneg sebagai warga lingkungan RT, RW, Keluharan sampai menjadi Warga Kota setiap saat muncul. Rasa ketidakpuasan terhadap berbagai hal sudah lumrah karena memang tidak semua harus sesuai dengan keinginan kita. Namun apabila dipikirkan lebih dalam lagi timbulnya uneg-uneg ini juga disebabkan lingkungan masyarakat dan tata kehidupan yang serba kacau, amburadul dan kondisi serba ketidak jelasan. Berapa banyak uneg-uneg yang kita tumbuk setiap hari ?

Bangun pagi....sebagian dari kita mungkin sudah menyimpan ribuan uneg-uneg, mulai dari tingginya biaya rumah tangga, biaya sekolah anak, kondisi rumah bahkan memikirkan sulitnya sarana transportasi bagi semua anggota keluarga untuk memulai aktivitas masing-masing. Begitu keluar rumah sudah dihadapkan dengan kondisi jalan yang berlubang, becek dan bagi warga komplek perumahan mungkin begitu sebelnya menghadapi polisi tidur (penghalang jalan) yang tidak beraturan dan seenak pembuatnya sendiri. Dijalanan bagi yang hidup dikota akan dihadapkan dengan kemacetan lalu lintas, sikap pengguna jalan yang seenaknya sendiri sehingga seringkali makian dan ocehan yang tidak pantaspun sering kali terdengan dijalanan.

Ditempat aktivitas...dikantor, sekolah, dipasar, dimanapun mungkin segudang uneg-unegpun akan muncul. Memang bagi sebagian orang uneg-uneg itu hanya sambil lalu saja, namun bagi sebagian lain bisa jadi menjadi beban fikiran dan perasaan bahkan bisa jadi menjadi beban seumur hidup.

Saat ini....seperti biasa menjelang awal tahun ajaran baru, sebagian besar memiliki uneg-uneg tentang sulitnya mencari sekolah, mahalnya biaya pendidikan, mahalnya harga perlengkapan sekolah sampai kepada sistem pendidikan yang terlihat rapih namun didalamnya ada aroma amburadul. Duh.......bagi sebagian orang tua bahkan mungkin anak didik itu sendiri sungguh menjadi sesuatu yang harus dijalani tanpa ada pilihan alternatif lain. Seiiring dengan tahun ajaran baru....berbagai layanan umum pun berencana atau berancang-ancang menaikkan berbagai tarif seperti listrik, air, gas, berbagai jenis pajak dan retribusi bahkan sampai pencabutan berbagai subsidi tanpa adanya perbaikan pelayanan. Masyarakat seolah-olah hanyalah konsumen yang harus menerima apapun yang sudah diputuskan oleh pengambil keputusan.

Mungkin .....bagi yang mengalami semua ini akan merasakan susahnya hidup di Negara yang konon katanya Gemah Rimah Lok Jinawi. Masihkah mereka merasakan arti kemerdekaan, kesejarteraan dan keadilan dalam hidup berbangsa dan bernegara ? atau kalau dihitung berapa besar bagian dari Rakyat negera ini yang setiap hari menghadapi kesulitan demi kesulitan hidup dengan segunung uneg-unegnya ? bahkan akan timbul pertanyaan : Siapa aja sih, sesungguhnya yang merasakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan Negara ini ?
Pertanyaan-pertanyaan inipun akan menimbulkan uneg-uneg baru.....makanya jangan dipikirin.......

Konon katanya pemerintah, wakil rakyat, dan berbagi tokoh masyarakat pun selalu mengklaim memikirkan dan berbuat untuk kesejahteraan Rakyat, akan tetapi keputusan yang diambil, kalau tidak selalu, mungkin, senantiasa hanya menyusahkan Rakyatnya.....apa yang salah ? Semuanya tidak ada yang salah, yang ada hanyalah masyarakat yang penurut yang biar diperlakukan bagaimanapun tetap diam dan menerima apa adanya atau pemerintah, wakil rakyat dan tokoh masyarakat yang cara berfikirnya selalu mencari kesempatan pada kepentingan pribadi dan kelompoknya sehingga tidak perduli lagi dengan berbagai keluhan atau uneg-uneg.

Bagaimana cara mengatasi uneg-uneg atau keluhan yang dari membukit sampai menggunung ? Setiap orang pasti punya caranya masing-masing ada yang melampiaskannya dijalanan, ada yang jadi teroris, bahkan berbagai tindak kejahatan dan bagi sebagian besar mungkin hanya bisa menerima tanpa berbuat apapun atau bahkan tidak memikirkannya sama sekali.

Seandainya semua jenis uneg-uneg sebagai warga negara dan warga masyarakat dikemukakan...bisa menjadi pemicu stress tingkat tinggi....jadi biarkanlah semua uneg-uneg berlalu setiap kali datang dan jangan mencoba memikirkannya.....hidup harus berjalan.
Bagi yang memiliki kesabaran hendaklah selalu meningkatkan kesabarannya dan menjalani semua kehidupan dengan apa adanya serta keikhlasan menjadi hidup ....menyingkirkan uneg-uneg setiap kali datang tanpa emosi....bagai sebatang pohon kayu lapuk yang diombang-ambingkan arus banjir bahkan sunami tidak pernah mengeluh dan tidak pernah protes....!!! Sayang manusia bukanlah kayu lapuk....mereka punya jiwa, perasaan dan akal fikiran

Jumat, 10 Desember 2010

KOPRUPSI "YES OR NO"

KORUPSI
oleh Asmat Siagian pada 10 Desember 2010 jam 15:45

Korupsi sudah menjadi penyakit akut dan mengerogoti semua sendi kehidupan bangsa. Perilaku korupsi seperti sogok/suap, manipulasi, penyelewengan atas kewenangan dan kekuasaan dan berbagai tindak korupsi lainnya "seolah-olah" sudah mendarah daging. Moduspun sangat beragam dari jajaran yang paling tinggi sampai paling rendah dan hampir semua lembaga-lembaga negara tidak ada yang bersih dari korupsi. Separah itu kah ? mungkin ya dan mungkin tidak tergantung siapa yang menjawab dan siapa yang melihat dan merasakannya. Data perilaku korupsipun mungkin sudah tidak bisa dipercaya karena termasuk dalam area yang terkorupsi.

Di awal era ferormasi sebagian besar masyarakat berharap menjadi titik bangkit kehidupan bangsa berbagai perangkat itu membersihkan korupsi dibuat dan dibentuk. MPR yang notabenenya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang tertinggi mengeluarkan Ketetapan-Ketetapan MPR sebagai modal awal membersihkan perilaku korupsi dan para koruptor dari muka bumi Indonesia. Pembentukan perangkat negara seperti Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK), Pengadilan Tipikor dan reformasi dibidang ketata negaraan dan perangkat-perangkat negara sudah dilakukan. Kini sudah hampir 12 Tahun reformasi hasil yang dicapai belum bisa menekan apalagi mengurangi perilaku korupsi dan para koruptor.

Sengaja saya mengungkapkan perilaku korupsi karena saya menganggap itu dapat dilakukan segenap masyarakat dan tidak terbatas hanya pada penyelenggara negara. Dan koruptor tidak hanya terbatas pada pelaku dan orang yang menjadi pelaku termasuk sistem, peraturan dan instansi/lembaga yang bisa dinalogikan sebagai pelaku. Uraian dan analisis tentang kata dan bahasa abaikan dulu saja terserah pendapat masing-masing aja.

Begitu parahkah atau begitu kuatnya para koruptor sehingga apapun yang dilakukan tidak membuat jera pelaku dan bahkan semakin menyuburkan praktek korupsi ? atau semua perangkat yang dibuat hanya kamuflase sehingga tidak efektif untuk mengurangi dan melenyapkan perilaku dan para koruptor dari muka Bumi Indonesia tercinta ini ? Banyak sekali pertanyaan yang membuat saya juga mungkin orang selain saya juga bingung bahkan sampai pada tahap apatis bicara masalah pembrantasan korupsi. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu sudah mengeluarkan pendapat dan pemikirannya untuk menangani korupsi. Namun kepuasan terhadap pencapaian Bangsa ini terhadap pemberantasan korupsi masih rendah setidak-tidaknya menurut saya.

Tapi sesungguhnya pertanyaan yang paling mengganjal adalah maukah bangsa ini benar-benar membebaskan Indonesia dari perilaku korupsi dan jeratan para koruptor ? Saya katakan bangsa karena harus menyangkut semua elemen kenegaraan Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan semua rakyat Indonesia.

Jika jawabannya ”mau dan ya” yang sesungguhnya bukan sekedar basa-basi penghias bibir, saya yakin membrantas korupsi adalah pekerjaan mudah, mungkin tidak perlu waktu yang lama. Semua komponen akan bahu-membahu mewujudkannya, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Cukup sederhana, tidak memerlukan biaya tinggi, banyak perangkat, banyak undang-undang dan peraturan.

Jika jawabannya ”tidak” benar-benar tidak mau, saya yakin Indonesia juga akan bebas dari Korupsi. Karena yakin akan ada orang atau kelompok orang yang muak bahkan muntah melihat perilaku korupsi dan para koruptor yang akan berbuat nekat bahkan ekstrim yang juga akan membuat ciutnya nyali para koruptor.

Yang menjadi permasalah kalau jawaban selalu diantara ”ya dan tidak” korupsi akan semakin mengakar, bertangkai, beranting, berdaun, berbuah dan beranak seperti kondisi saat ini. Dan ini tercermin dari perilaku sehari-hari kebanyakan masyarakat, dimana kemunafikan sudah bagian dari gaya hidup.

Dan sesungguhnya siapa sih yang mau membrantas korupsi ? bukankah korupsi juga bagian dari gaya hidup, semakin korup semakin terhormat. Hiduplah para koruptor semoga anda sekalian, tambah jaya ...... dan memberikan kesempatan pada yang lain demi pertumbuhan dan kesuburan dunia perkorupsian.