Blog ASMAT SIAGIAN

Blog Asmat Siagian berisi tentang pribadi, hobby, keluarga, pandangan/pendapat juga tulisan-tulisan berbagai hal. Terutama tulisan-tulisan tentang adat istiadat Batak khususnya adat Sidippuan yang disajikan secara sederhana diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Senin, 05 Juli 2010

PODA NA LIMA ( LIMA NASEHAT)

Dalam kehidupan sehari-hari di Tanah Batak ada salah satu pijakan moral yang dinasehatkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya di Tanah Batak. Disekolahpun ketika duduk dibangku sekolah dasar setiap sekolah di Tanah Batak sebagai salah satu ajaran muatan lokal, guru selalu mengajarkan dan mengingatkan kepada murid-muridnya arti pentingnya "Poda Na Lima"

Apa itu Poda Na Lima ? terjemahan bebasnya kurang lebih adalah "Nasehat yang Lima". Poda Na Lima isinya adalah : 1. Paias Rohamu( bersihkan hatimu)
2. Paias Pamatangmu ( bersihkan badan/ragamu )
3. Paias Pah(k)eanmu ( bersihkan pakaianmu )
4. Paias Bagasmu ( bersihkan rumahmu )
5. Paias Pakaranganmu ( bersihkan pekaranganmu )
Secara harfiah bisa ditafsirkan kalau kita harus selalu bersih jiwa, raga, pakaian yg melekat(membungkus) ditubuh, tempat tinggal (keluarga) dan pekarangan (lingkungan tempat kita tinggal).

Paias Rohamu (bersihkan hati/jiwamu) artinya tidak ada kotoran yang melekat dan bisa juga berarti kesucian jiwa dari berbagai sifat dengki (gut-gut), iri dan angkuh/sombong. Memelihara kebersihan dan kesucian jiwa adalah nasehat yang baik agar senantiasa kita selalu menjadikan hubungan Tuhan dengan manusia, hubungan antara manusia dengan manusia, maupun hubungan antara manusia dengan lingkungannya (alam) selalu terpelihara dengan baik secara rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan ummat manusia masa kini maupun dikemudian hari.Sifat dengki, iri dan angkuh adalah sifat yang akan merusak kebersihan dan kesucian jiwa manusia. Sebaliknya ketulusan/keikhlasan, sportifitas dan kesederhanaan akan membawa manusia pada tingkat kemuliannya.

Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu/ragamu) menasehatkan kita selalu memelihara kebersihan badan/raga kita baik secara fisik maupun kebersihan tingkah laku kita dari berbagai perbuatan yang tidak baik. Untuk pembentukan raga yang baik tentu manusia membutuhkan asupan yang baik dan pola hidup yang baik pula. Pamatang (badan/raga) ini bisa diartikan meliputi pemeliharaan yang meliputi seluruh badan/raga juga panca indra yang mendorong manusia untuk berbuat baik atau buruk. Dengan menjaga kebersihan badan/raga manusia akan dapat memelihara tingkah laku dan kesopanan serta dapat menghindari berbagai kerusakan akibat tindakan fisik manusia.

Paias Pahe(k)anmu (bersihkan pakaianmu) menasehatkan kita untuk selalu memelihara kebersihan pakaian baik itu secara fisik berupa pakaian penutup aurat maupun pakaian yang berarti simbol-simbol yang kita kenakan menyertai kehidupan kita seperti marga (keturunan), huta (kampung), adat istiadat dan sebagainya.

Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu) menasehatkan kita senantiasa memelihara kebersihan rumah secara fisik maupun bagas (rumah) yang diartikan keluarga (keturunan) kita. Dalam adat batak bagas (rumah) pengertianya sangatlah luas, karena bagi orang batak bagas tidak hanya sekedar untuk tempat tinggal tapi bisa juga diartikan sappopparan (seketurunan/semarga/sedarah) yang senantiasa setiap orang mempunyai kewajiban menjaga dan memelihara harkat dan martabat keluarga. Bagas bisa juga diartikan keluarga.

Paias Pakaranganmu (bersihkan pekaranganmu) artinya kita harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dimana tempat kita tinggal. Dalam arti sempit pekarangan bisa diartikan pekarangan rumah tapi bisa juga lingkungan dimana kita tinggal (huta). Biasanya dalam satu huta (kampung) terutama ditanah batak sebagian besar yang hidup disatu kampung masih memiliki kekerabatan yang dekat. Pada umumnya dalam satu kampung itu hubungan keluarga selalu ada yang sering disebut sebagai Dalihan Na Tolu yang merupakan tata cara hubungan kekerabatan dalam adat istiadat batak. Pakarangan bisa juga diartikan sebagai Dalihan Na Tolu yaitu Suhut (kahanggi), Anak Boru dohot Morana (hula-hula).

Sungguh sangat bijak apabila nasehat dari para oppu (kakek/nenek) dari orang batak ini dijalankan saat sekarang ini. Dimana sebagian manusia sudah tidak mementingkan kepatutan tingkah laku dan perbuatan dalam menjalankan kehidupan.